mencari rangkuman cerita princess of fire dalam bahasa indonesia
B. inggris
ahyabbas9539
Pertanyaan
mencari rangkuman cerita princess of fire dalam bahasa indonesia
1 Jawaban
-
1. Jawaban alyaa631
Princess of Fire (Putri Api)
“Kamu harus benar-benar yakin untuk melakukan ini semua, Michael,”
“Aku yakin, mom. Trust me,”
“And what the hell next? you’ll die?
“Mom, kau mengumpat,”
“Mengapa tidak kita biarkan saja dia yang menemukan, kau?”
“…maka mungkin saja Gabe yang akan mencarinya,”
“…”
“Im not gonna die, mom. Not now. Not in your limitted,”
” i know that…”
***
Angin membawa jerjak hitam beterbangan. Asap meliuk menjauh memisahkan diri dari benda-benda yang kini tergenang dalam basah. Geretakan suara kayu yang menjelma arang dan letupan api kecil dari bara yang luput dihujani air semalaman terdengar seperti ketukan kematian yang menang. Belasan tahun lamanya orang-orang tidak menyadari apa yang sedang terjadi. Tidak juga seminggu yang lalu.
Seminggu yang lalu…
Betapa cepatnya hari berganti pergi.
”Tubuhmu kedinginan, Sofika,”sapaan Desta disertai kalungan sweater rajutan yang menyebarkan kehangatan membuat gadis itu tersadar. Pagi yang baru saja mencium kaki langit masih membawa angin basah yang menggigilkan tubuhnya.
Ia mengangguk tanda terima kasih tanpa berpaling. Rambutnya yang sepinggang terurai menutupi kedua sisi wajahnya. Hanya menyisakan mata dan segaris hidung yang menatap jauh satu arah.
Bangku ayunan bergetar pelan menerima tambahan beban tubuh Desta. Sepasang kaki panjangnya yang dibalut celana seragam abu-abu menjejak kuat di tanah menahan ritme ayunan yang kacau. Setelah stabil, ia memberi hentakan agar bangku berayun lagi. Berirama.
”Bagaimana kondisi di sini?”tanya Sofika setelah keheningan yang panjang. Desta menatap Sofika gusar dalam beberapa detik kemudian mengalihkan pandangannya ke arah kota yang mulai bangun.
”Oke, basa-basi,” Desta mendesah dengan jengkel, ”…mmh, aku harus mulai dari mana? Tante Emi sehat, kau juga tahu itu, dia yang selama seminggu ini merawatmu. Kakek masih bugar walau ia harus menggunakan banyak ramuan dan seribu cara untuk menenangkan dirimu saat ditemukan. Kehidupan di sini berjalan seperti kota Bogor yang kau kenal,”
Sofika menelengkan kepalanya ke arah Desta, rambut hitam kecokelatan miliknya dijepitkan ke telinga, ”Keadaanmu?”
”Seperti yang kau lihat, tapi kau pandai membuatku jengkel, Sofi,”
Sofika menggembungkan pipi, menutup mata dan menghembuskan udara dalam mulutnya keras-keras, ”Kejadiannya cepat sekali, Eta,”
Sebuah bola air berputar sekitar sepuluh senti sejajar mata Sofika. Besarnya tidak lebih dari bola pimpong. Ia sedang mengingat detail kejadian tujuh hari yang lalu.
”Mereka memang harus melakukannya dengan cepat,”ujar Desta,
Mata Sofika membuka antisipatif,”Jangan bilang selama ini kau memata-matai kami!”
”Baru dalam tiga bulan terakhir,”tukas Desta cepat. ”Aku mendapatkan panggilan dari segel kalian,”
”Itu lebih cepat…”keluh Sofika tercekat di tenggorokannya, ”Kalau aku berhati-hati, aku bisa merasakan keberadaanmu,”katanya parau
”Kau sudah berhati-hati dan sangat setia pada sumpah,”
”Sumpah yang tidak berguna. Lihat apa yang terjadi pada kita! tidak bisa saling menolong, menghabiskan waktu dengan hidup terpisah selama sepuluh tahun yang menyakitkan dan ha! ternyata harus kembali berhadapan dengan kumpulan gerombolan terkutuk,”Sofika beranjak ke bawah pohon Ketapang tua. Ia menjauh agar tangisnya tidak terdengar Desta. Tangisan tidak berdaya tidak patut didengar oleh siapa saja. Maka ia meminjam rintik air pada udara yang basah. Hujan yang ringan menyamarkan isakan pedihnya.
Desta bergeming menunggu emosi Sofika mereda.
”Mari kita coba, Eta!”seru Sofika tiba-tiba.
Titik-titik hujan yang membungkus dirinya menderas ke arah Desta berupa jarum es yang ganas.
Sebelum gerakan yang serupa serangan itu mengenai Desta, selarik sinar hijau dari samping kiri membuat Sofika terjengkang keras. Tidak jatuh. Udara menahannya dengan lembut. Membentuk semacam matras di bawah tubuhnya.
Sofika terkesiap melihat siapa yang membuat dirinya terjengkang.
”Itu tadi tidak sopan, Pak Tua,”tegur Desta pada sosok hijau bertubuh kurus dengan wajah bulat merah seperti tomat.
”Yang Mu