Apa sajakah pokok-pokok ajaran Gandhi!Apakah hal-hal tersebut masih relevan untuk di jalankanuntuk pada saat ini?Mengapa berikan alasanmu sendiri!
IPS
Aisyahaura2828
Pertanyaan
Apa sajakah pokok-pokok ajaran Gandhi!Apakah hal-hal tersebut masih relevan untuk di jalankanuntuk pada saat ini?Mengapa berikan alasanmu sendiri!
1 Jawaban
-
1. Jawaban Billymegantara
Ahimsa
Ajaran ini berasal dari kata himsa (kekerasan). Sesuai dengan asal katanya, ajaran ini menyerukan kepada seluruh umat manusia untuk menjunjung tinggi semangat nir-kekerasan (non-violence) dalam setiap laku kehidupannya. Pengertian lain Secara harfiah, ahimsa memiliki makna tidak menyerang, tidak melukai atau tidak membunuh. Ajaran ini sebenarnya merupakan ajaran klasik dari agama Hindu yang mengajarkan prinsip-prinsip etis dalam kehidupan.Secara harfiah ahimsa berarti “tidak menyakiti”, tetapi menurut ghandi pengertian seperti itu belum cukup, menurutnya ahimsa berarti menolak keinginan untuk membunuh dan tidak membahayakan jiwa, tidak menyakiti hati,tidak membenci,tidak membuat marah,tidak mencari keuntungan diri sendiri dengan meperalat serta mengorbankan orang lain.Ghandi memandang ahimsa dan kebenaran (satya) ibarat saudara kembar yang sangat erat, namun membedakannya dengan jelas bahwa ahimsa merupakan sarana mencapai kebenaran, sedangkan kebenaran (satya) sebagai tujuannya.
Pengertian ahimsa sebagai suatu sarana berarti tidak mengenal kekerasan untuk mencapai kebenaran, baik dalam wujud pikiran, ucapan maupun tindakan. Justru kebalikannya,ahimsa harus menciptakan suasana membangun, cinta dan berbuat baik kepada orang lain meskipun orang lain itu telah menyakitinya,bahkan terhadap musuhnya sekalipun.Ajaran ini yang kemudian dimaknai secara lebih mendalam dan dikembangkan lebih lanjut oleh Gandhi. Gandhi menekankan bahwa makna ahimsa sebagai nir-kekerasan tidak semata-mata berkonotasi negatif (nir/a = tidak), namun juga berkonotasi positif sebagai sebuah semangat dan pedoman hidup.
Dari pemaknaan di atas dapat terlihat bahwa makna ahimsa lebih menekankan pada makna penolakan atau penghindaran secara total terhadap segenap keinginan, kehendak atau tindakan yang mengarah pada bentuk penyerangan atau melukai. Dalam kerangka pemikiran positif, ahimsa adalah cinta, karena hanya cinta yang bisa muncul secara spontan dan memungkinkan seseorang bertindak selaras dengan hati dan pikirannya. Gandhi berpendapat, “ Nir-kekerasan (non-violence) adalah cinta. Nir-kekerasan itu bertindak menyatu dalam diam, nyaris terselubung dalam kerahasiaan sebagaimana yang dilakukan cinta.”
Ø Satyagraha
Secara harfiyah satyagraha berarti suatu pencarian kebenaran dengan tidak mengenal lelah. Berpegang teguh pada kebenaran artinya satyagraha merupakan jalan hidup seorang yang berpegang teguh terhadap Tuhan yang maha esa dan mengabdikan seluruh hidupnya pada Tuhan Yang Maha Esa.Karena jalan satu-satunya untuk mencapai tujuan ini adalah dengan sarana ahimsa,maka satyagraha juga berarti”mengejar tujuan benar dengan sarana ahimsa.Ajaran ini berarti “keteguhan berpegang pada kebenaran”. Ajaran ini menyerukan untuk tidak ada sedikitpun toleransi atau sikap kompromin dalam menegakkan nilai kebenaran. Bisa dikatakan bahwa Gerakan ini merupakan gerakan non-kooperatif/ tidak bekerja sama dan menentang kebijakan-kebijakan Inggris untuk mencapai kebenaran. Cikal bakal ajaran ini adalah peristiwa di Afrika Selatan yang melibatkan warga India di sana. Tanggal 22 Agustus 1906, Pemerintah Tansvaal, Afrika Selatan dalam UUnya mewajibkan seluruh warga India untuk melapor pada pemerintah setempat, membubuhkan sidik jari dan akan menerima sertifikat. Sertifikat itu harus dibawa kemanapun yang bersangkutan bepergian, dengan ancaman pelanggaran adalah dipenjara dan bahkan sampai deportasi. Ini tentu menyulut protes dari para warga India. Namun peerintah tetap bersikukuh dan memenjarakan setiap warga yang membangkang.
Tanggal 11 September 1906 Gandhi memimpin seluruh warga India untuk memprotes kebijakan tersebut. Mereka bersumpah untuk tetap berpegang pada pendirian dan bersedia menanggung segala konsekuensinya. Mereka menganggap bahwa suatu pilihan antara membayar denda atau deportasi adalah pilihan yang tidak layak untuk dipilih. Ketika seorang India memilih salah satu pilihan itu maka sejatinya yang ada adalah kekalahan dan itu berarti warga India tersebut .
Hal-hal tersebut masih dijalankan , namun ...! Hanya segentir atau sekelompok orang saja yang tersisa . karena menurut saya , itu adalah hal yang wajar . dengan melihat zaman yang semakin maju dan berubah , apa lagi kaum muda ataupun generasi selanjutnya yang tidak mengenal betul siapa itu gandhi