mengapa jumlah komoditi negara- negara di ASEAN lebih sedikit jumlahnya bila dibandingkan dengan negara - negara d Ehropa & Amerika
IPS
Michellehelen6433
Pertanyaan
mengapa jumlah komoditi negara- negara di ASEAN lebih sedikit jumlahnya bila dibandingkan dengan negara - negara d Ehropa & Amerika
1 Jawaban
-
1. Jawaban AffandiA
Alasan pertama adalah bahwa kesepuluh anggota ASEAN bila disatukan dapat membentuk sebuah kekuatan ekonomi. Kekuatan tersebut berupa pendapatan domestik bruto (PDB) yang telah mencapai 2,4 Trilyun Dolar Amerika Serikat pada tahun 2013. Nilai ini diprediksi dapat meningkat hingga menempati nilai ekonomi terbesar keempat di dunia pada tahun 2050. Sementara Indonesia sendiri pada tahun 2050 tersebut diprediksi akan memiliki PDB mencapai 10,5 Trilyun dolar Amerika.
ASEAN dipandang berpotensi karena memiliki tenaga kerja muda yang produktif dan berjumlah banyak. Sehingga mampu mendorong pertumbuhan GDP. Penduduk ASEAN di ulang tahunnya yang ke 50 saat ini dihuni oleh 639 juta penduduk. Angka tersebut melampaui jumlah penduduk Uni Eropa dan Amerika Utara dan menempatkan ASEAN sebagai wilayah dengan jumlah tenaga kerja terbesar ketiga di dunia setelah Tiongkok dan India.
Kemudian alasan kedua yang membuktikan bahwa ASEAN merupakan wilayah dengan potensi besar adalah bahwa asia tenggara bukanlah pasar yang homogen atau monolitik. ASEAN dikenal memiliki masyarakat yang sangat beragam baik secara ekonomi maupun sosial.
Indonesia merupakan negara yang menyumbang 40 persen PDB total ASEAN. Sedangkan Myanmar merupakan negara yang baru saja berkembang keluar dari keterisolasian. Vietnam sebagai negara yang kerap tampil sebagai bangsa pemenang, perkapitanya tumbuh pesat hingga hampir mencapai angka 3.000 dolar Amerika. Singapura selama beberapa dekade telah dikenal sebagai negara yang memiliki perkapita jauh meninggalkan negara-negara tetangganya di asia tenggara.
Selain itu, masyarakat di ASEAN juga terdiri dari berbagai suku, bahasa dan agama. Indonesia adalah rumah bagi umat muslim terbesar di dunia. Sedangkan Filipina hampir 80 persen penduduknya beragama Katolik Roma dan Thailand memiliki populasi penduduk beragama Budha hingga mencapai 95 persen. Dari segi bahasa, tidak perlu lagi dipertanyakan betapa beragamnya ASEAN. Bahasa Indonesia, Bahasa Melayu, Bahasa Tagalog, Bahasa Thai, Bahasa Khmer, Bahasa Inggris, adalah beberapa bahasa yang menghiasi pergaulan ASEAN.
Keberagaman memang bisa berpotensi untuk memicu konflik yang menghambat pembangunan. Namun seiring terintegrasinya negara-negara di ASEAN, keberagaman tersebut bisa menjadi kekuatan yang bisa di manfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat di asia tenggara.
Keberagaman tersebut juga membuktikan alasan potensi yang ketiga yakni ASEAN adalah wadah konsumen yang sangat besar jumlahnya. Saat ini 22 persen populasi ASEAN hidup di perkotaan dengan penduduk lebih dari 200.000 jiwa dan pada 2025 diprediksi ada 54 juta orang lagi yang akan melakukan urbanisasi.
Selain itu, berdasarkan laporan McKinsey disebutkan bahwa saat ini telah terdapat 67 juta jiwa yang mampu menjadi kelas konsumen di ASEAN. Angka tersebut diprediksi akan berganda pada tahun 2025 mencapai 125 juta jiwa. Nilai ini sangatlah besar untuk potensi pasar di masa depan.